Minggu, 29 September 2013

Ujian Nasional (UN) tetap dipertahankan


Kita semua tahu atau bukan rahasia lagi yang menjadi barometer kelulusan para siswa guna memperoleh yang namanya selembar ijazah adalah Ujian Nasional / UN, yang mana di era kepemimpinan Pak Harto dulu bernama EBTANAS  (Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional), Walau nyata  perhelatan akbar ini saban tahun rutin terlaksana, namun tiada terpungkiri pelaksanaannya dari tahun ke tahun bukan kian bermutu namun semakin amburadul (bukan rahasia lagi). Dengan puncak kekacauannya pada pelaksanaan Ujian Akhir di tahun ajaran 2012/2013, teknis yang kurang fit, penerapan 20 paket soal per ruangan dengan jumlah peserta UN maksimal 20 orang / ruangan.

Setelah sempat menjadi polemik yang berkepanjangan, antara dipertahankan dan  tidaknya Ujian Nasional itu, kini telah terjawab sudah. Jawabnya, UN tetap dipertahankan dengan pembenahan di beberapa segi / bidang  utamanya dalam teknis penyelenggaraan dan sosialisasi menjelang UN. Salah satu koran top di Bali (bali post) pada salah satu edisi terbitannya, memberitakan , bahwa di Bali pada tanggal 20 dan 21 September 2013 telah diadakan Prakonvensi UN yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)  bertempat di Kuta Bali. Dalam prakonvensi itulah terjawab perdebatan ada tidaknya Ujian Nasional (UN), dalam diskusi kelompok maupun pleno semua acc tidak lagi memperdebatkan perlu tidaknya UN, namun lebih pada bagaimana pelaksanaan UN kedepan berkait dengan tata kelola,presentase nilai sekolah dan nilai UN, serta menanamkan karakter kejujuran. Segala yang belum terjawab akan di tindaklanjuti pada pelaksanaan konvensi di Jakarta, 26 September  2013.---


Tidak ada komentar:

Posting Komentar