Bukan rahasia, seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
tahun 2013, banyak menuai kritik dan juga tanya. Lantaran ada pembukaan jalur
belakang ada juga kecurigaan dipakai ajang komite mengeruk yang namanya
keuntungan. Tiada heran untuk dapat masuk ke sekolah negeri, apa lagi
terkatagori paforit harus nombok jutaan rupiah.
Itu sekilas PPDB tahun 2013, di tahun kuda 2014 apakah juga
demikian ? Tahun 2014 adalah tahunnya perhelatan politik di NKRI ( ada Pileg
dan Pilpres ). Kita tidak usah heran, kita sikapi biasa-biasa saja biar tetap
cool, walau nyata kelak yang namanya unsur politik masuk sekolah. Umum terjadi
para Celeg yang berpotensi, akan membawa nama calon siswa sebanyak-banyaknya ke
sekolah / lewat meja dewan. Maka para kepala sekolah jadi tidak berkutik
(jangan heran). Ujung-ujungnya tertimpa pada masyarakat/calon siswa yang tidak
punya kases jadi tidak bisa masuk ke sekolah negeri walau pada kenyataannya
para calon siswa itu pintar. Tidak sedikit terjadi para calon siswa yang telah
mendaftar dan membayar di sekolah swasta ditarik lagi ke sekolah negeri.
Ada juga sentilan yang memang benar adanya : katanya pemerintah telah gagal, gagal
mewujudkan PPDB yang berkarakter. Kalau potret PPDB tiada beda dengan tahun
2013 lalu, sebaiknya kedepannya tidak usah ada sistim dan pola PPDB online
segala macam, toh pada akhirnya akan dibuka jalur belakang. Pola inilah yang
sejatinya merugikan sekolah swasta dan sekolah negeri yang kurang paforit.
Jangan heran kalau nantinya para guru yang tersertifikasi yang bertugas di
sekolah swasta dan sekolah negeri tidak paforit, tidak cukup dapat jam
mengajar.
Semestinya pemerintah satya wecana juga Tri Kaya Parisudha
dalam menjalankan aturan, karena menyangkut dunia pendidikan. Jika dunia
pendidikan kita sudah tidak berkarakter, maka besar kemungkinan kita akan
gagal, gagal melahirkan generasi emas dan generasi berkarakter di NKRI
ini. Efek yang tidak terpikirkan oleh
para Caleg dan sejenisnya dengan adanya jalur belakang adalah : sekolah negeri
menjadi berat karena kelebihan beban, maka kebingungan yang ada “bagaimana
memproses input yang bervariasi ini menjadi barang jadi yang berkualitas? “
Nyata tahun 2014 adalah tahun politik, tentu semua ingin berbuat demi
konstituennya...................
[ kita nantikan bersama ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar